Barang antik dan kuno ada berbagai macam jenis serta kategori. Bisa dibilang cukup rumit bagi orang awam ketika ingin masuk pada bisnis ini. Tapi semua bisa dipelajari secara otodidak di lapangan sekaligus rajin mencari informasi mengenai seluk beluk dunia usaha barang jadul.
Pada umumnya pemahaman orang mengenai barang-barang antik sebatas lemari, meja, kursi, jam, lampu, sketsel, hiasan, lukisan, dan lain-lain. Sehingga orang hanya mengerti barang antik itu pasti harganya mahal, gampangnya pada kisaran harga jutaan rupiah. Sebenarnya penggemar barang kuno ini sangat luas tidak terbatas pada barang-barang yang istimewa, kualitas tinggi, serta mahal. Ah apa iya sih? Pangsa pasar benda antik sangat beragam, bahkan barang tua yang tidak berfungsi bahkan dari bentuk dan penampilan sudah seperti rongsokan memiliki penggemar sendiri.
Kaleng roti jaman dulu yang kadang beberapa bagian sudah dimakan karat pasti sudah masuk di tempat sampah atau paling istimewa ya di kiloin. Perabotan dari enamel yang sudah usang dimakan jaman, penyok, berkarat, hingga berlobang sudah tentu dibuang begitu saja. Nah itu baru sebagian kecil benda-benda yang tak berfungsi dan bisa dikatakan barang sampah. Padahal jika anda jeli dan bisa melihat pasar barang yang dibilang sampah bisa mendadak memiliki nilai jual yang cukup lumayan.
Kalau tidak percaya silakan cari di internet yang berhubungan dengan barang antik atau kuno, pasti ada kategori “aneh” yang menawarkan barang tak punya manfaat dan nilai namun banyak yang terjual. Pertanyaan pertama pasti seperti ini, mau diapain sih barang-barang sampah itu? Antik dan kuno pasti berhubungan dengan masa lalu yang dimiliki oleh setiap orang. Setiap orang memiliki banyak kenangan tentang masa lalu dan berusaha untuk mengingatnya kembali melalui benda.
Kesimpulan sederhana, ketika orang ingin memunculkan kembali kenangan masa lalu melalui benda fisik maka akan berusaha mencari dan mendapatkannya dengan harga yang terjangkau. Saya pun kalau ada yang punya barang mainan jaman dulu yang masih terbuat dari kaleng/seng akan saya beli, tentunya memilih yang kondisinya masih baik. Itu dikarenakan kenangan masa kecil saya sangat familiar dengan mainan kaleng (thin toys). Sudah mulai paham kan?
Oleh sebab itu, Anda harus bisa jeli ketika menemukan benda-benda “sampah” atau “rongsokan” di manapun melihatnya karena barang tersebut bisa menghasilkan keuntungan. Anda bisa mendapatkannya dengan harga sangat murah bahkan tidak mengeluarkan uang sama sekali.
Cara menjualnya pun bisa secara tradisional/konvensional dengan membuat tempat khusus dirumah sebagai etalase barang jadul sehingga setiap orang bisa datang untuk melihat, memilih, dan membelinya. Selain itu manfaatkan juga media online untuk memasarkan barang “antik” yang harganya terjangkau. Memang tidak semudah teori ketika berbisnis barang antik, semua memerlukan proses. Gunakan cara atau metode yang terbaik dan jalankan secara konsisten dan maksimal agar memudahkan barang-barang antik tersebut laku terjual.